Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[LENGKAP] Penjelasan Televisi Digital | Harga hingga Merk STB

Televisi digital adalah salah satu topik yang sedang trending belakangan ini. Pemerintah lewat Kominfo menginformasikan bahwa secara bertahap, seluruh wilayah Indonesia akan menghentikan siaran TV analog. Dengan kata lain, saluran-saluran populer seperti RCTI, SCTV, Indosiar, MNCTV, hingga Trans TV yang dulunya bisa diakses di TV biasa akan mulai dihentikan kira-kira per November 2022.

picture : pxhere.com

Meski trend penonton TV terus menurun akibat media sosial seperti Facebook, Youtube, dan Tiktok, namun tentu saja perubahan ini akan menimbulkan dampak yang cukup besar. Contohnya saja dampak yang dirasakan penggemar sinetron serta talent show Indonesia yang akan kehilangan sumber penghiburan mereka.

Lantas, apa sebenarnya yang disebut DTV atau Digital Television? Kenapa siaran analog sampai harus dihapus pemerintah? Dan berapa biaya perangkat DTV seperti Set Top Box (STB)? Daripada bingung, yuk kita bahas satu per satu berikut ini. 

Definisi Telivisi Digital

Pengertian TV digital adalah salah satu tipe TV yang penyiarannya menggunakan sinyal digital dan sistem kompresi sebagaimana komputer. Sistem ini berbeda dengan sistem pada tv-tv lawas yang masih memanfaatkan sinyal analog. 

Perlu dipahami, DTV tidak bisa disamakan dengan HDTV (High Definition Television). DTV hanya memanfaatkan sinyal non-analog sehingga secara umum, kualitas visual dan audionya lebih baik dibanding produk analog. 

Di Indonesia, pemberlakuan DTV dilakukan bertahap mulai 30 April 2022, 31 Agustus 2022, dan November 2022 di beberapa wilayah terpilih. Namun, di negara lain, tipe TV tersebut sudah dikenal sejak dulu, lho. Di Amerika Serikat, misalnya, peralihan televisi analog ke DTV sudah dilakukan secara menyeluruh pada tahun 2009. Sementara jiran kita, Malaysia, melakukannya pada tahun 2019. 

Sejarah televisi digital sendiri dimulai pada dekade 1990an. Ketika itu, publik Amerika Serikat begitu terpesona dengan pertunjukkan sebuah TV HD dengan sinyal analog yang kualitas visualnya sangat baik. Demo atau pertunjukkan tersebut diselenggarakan pada 1987 oleh NHK, sebuah saluran publik dari Jepang. 

Tak mau kalah, FCC (Federal Communications Commission) Amerika, setara dengan Kominfo Indonesia pun menyelenggarakan sandiwara terbuka untuk menciptakan HDTV bersinyal analog milik Paman Sam sendiri. Namun sebuah perusahaan Amerika bernama GI atau General Instrument ternyata bukan hanya mampu menciptakan HDTV analog! 

General Instrument justru menciptakan temuan baru berupa HDTV dengan sinyal digital. TV ini dirancang oleh seorang insinyur keturunan Korea bernama Woo Paik.

Perbedaan Televisi Digital dan Analog

Untuk bisa membedakan tv digital dengan analog, kita perlu mengetahui perbedaan mendasar antara sinyal analog dengan digital terlebih dahulu. Sinyal analog pada dasarnya adalah sebuah gelombang yang dikirim atau direkam dalam bentuk aslinya. Bila diibaratkan, sinyal analog adalah sebuah cetakan yang dikirim dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Cetakan tersebut tidak diubah maupun dikompres sama sekali.

Sementara itu, sinyal digital justru terdiri dari sinyal-sinyal yang diuraikan. Setiap sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian akan diatur lagi menjadi satu kesatuan berdasarkan urutannya ketika sampai di lokasi tujuan. Dengan kata lain, sinyal digital mirip seperti puzzle yang dikirim terpisah namun kemudian disatukan lagi.

picture : publicdomainpictures.net

Perbedaan sinyal digital dan analog ini pada akhirnya memengaruhi perbedaan performa antara televisi digital dengan analog. Beberapa perbedaan tersebut antara lain:

1. Reaksi terhadap Gangguan

Sinyal digital dan analog bereaksi berbeda terhadap adanya gangguan. Sinyal analog yang terganggu akan menyebabkan noise pada gambar hingga suara TV yang tidak jernih. Di Indonesia, noise pada gambar sering dinamai tampilan yang buram, burek, atau bersemut. Meski kadang masih bisa ditonton, namun kualitas siarannya sangat buruk.

Di sisi lain gambar maupun audio pada DTV harus disinkronisasi secara khusus. Hasilnya tampilan gambar dan suara memang lebih jernih. Namun ketidaksinkronan sinyal karena gangguan bisa menyebabkan siaran tak bisa dilihat sama sekali. Layar akan terlihat hitam seperti blank yang terjadi pada komputer.

2. Kemampuan Menangkap Sinyal Televisi Digital dan Analog

DTV bisa menangkap sinyal digital maupun sinyal analog. Sehingga kalaupun terjadi gangguan, sifatnya tidak akan begitu berdampak. Hal ini berbeda dengan televisi analog yang hanya dapat menerima sinyal analog lewat antenanya. Sebagai akibatnya, TV analog lebih rentan dengan gangguan. 

3. Pengaruh Jarak

Faktor jarak sangat menentukan kualitas kejernihan TV analog. Semakin dekat antena dengan stasiun pemancar, gambar dan suara siaran akan semakin bagus. Sebaliknya, semakin jauh lokasi antena dengan stasiun pemancar, maka kualitas siarannya semakin buruk. 

Masalah ini tidak berlaku dengan DTV. Meskipun jarak rumah kita jauh dari stasiun pemancar, kualitas siaran televisi tetap akan baik. 

4. Desain dan Bentuk TV Digital vs Analog

TV analog sering dikaitkan dengan televisi zaman dahulu yang berukuran besar. TV-tv tersebut biasa dinamai sebagai TV tabung. Sementara DTV umumnya hadir sebagai TV berlayar LCD dengan sistem pemancar DVB-T2. 

Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua TV LCD adalah televisi digital. Banyak juga lho TV LCD yang ternyata hanya bisa menangkap sinyal analog.

5. Penggunaan Bandwith dan Ketersediaan Berbagai Fitur

DTV lebih hemat bandwidth dibanding TV analog. Fitur-fitur yang ditawarkan juga lebih canggih dan lengkap. Siaran yang ditampilkan secara umum jadi lebih interaktif sehinggga kita bisa mendapatkan informasi terkait tayangan yang sedang disiarkan. 

Beberapa DTV juga menyediakan fitur multipleksing di mana dalam sebuah saluran disediakan lebih dari 1 program. Subtitle maupun dubbing pun tersedia untuk ditambahkan.

Ciri-ciri Televisi Digital

Berdasarkan pengertian televisi digital dan perbedaannya dengan tv analog, berikut ini ciri atau karakteristik DTV dibanding TV lainnya:

1. Menggunakan sinyal digital, namun juga bisa menangkap sinyal analog

2. Memanfaatkan sistem pemancar DVB-T2

3. Umumnya berbentuk TV LCD, bukan tabung

4. Kualitas gambar dan suara lebih jernih, minim noise dan distorsi

5. Fitur-fitur yang lebih canggih dibanding televisi analog

6. Kualitas siaran tidak dipengaruhi jarak antena dengan stasiun pemancar

7. Kompatibel dengan komputer maupun internet

8. Tidak memerlukan STB atau Setup Box.

Perbedaan TV Digital dengan TV lainnya: Parabola dan Android

Karena sering dibandingkan dengan TV analog berantena UHF, DTV acap disamakan dengan TV Parabola. Padahal keduanya merupakan perangkat yang berlainan.

TV Parabola adalah pesawat televisi yang menggunakan antena parabola yang jangkauannya tinggi. Beberapa receiver parabola dikabarkan bisa menangkap sinyal digital, namun klaim ini belum terjamin 100%. 

Sementara itu, TV digital tidak memerlukan antena parabola. DTV cukup ditunjang dengan antena UHF yang lebih murah.

Kelebihan dan Kekurangan Televisi Digital

hippox.com

Seperti berbagai produk yang kita kenal, meski DTV menawarkan banyak kelebihan yang digadang-gadang Kominfo, namun ternyata ada juga kekurangan-kekurangannya. Tentunya sebelum benar-benar beralih ke DTV, kita sudah mengetahui hal ini.

Berikut ini keunggulan dan kelemahan DTV:

Kelebihan TV Digital

1. Kualitas siaran yang jauh lebih baik. Bahkan beberapa stasiun TV bisa menyiarkan acaranya dalam bentuk HD. Suara siaran pun lebih bermutu sehingga pengalaman menonton TV kita jadi lebih nyaman.

2. Menggunakan bandwidth lebih sedikit. Efek baiknya, jaringan wireless akan memiliki lebih banyak ruang untuk meningkatkan layanan komunikasi yang lain. Selain itu fitur yang disediakan di tiap siaran pun juga lebih banyak. Kita bisa menikmati tayangan dengan lebih user friendly dengan ketersediaan subtitle dan fitur interaktif lain.

3. Akses ke lebih banyak stasiun TV. Mereka yang tinggal di daerah pinggiran umumnya hanya bisa menonton beberapa channel terkenal. Dengan DTV, saluran televisi yang bisa ditonton akan jadi lebih banyak. Mereka yang dulu hanya bisa menonton TVRI pun kini bisa menikmati tayangan RCTI, SCTV, Indosiar, Metro, TV One, dan lainnya. 

Kekurangan Televisi Digital

1. Kelemahan terbesar DTV bagi pemilik TV analog lawas adalah perlunya penggunaan beberapa perangkat khusus. Kita bukan hanya harus memiliki pesawat televisi dan antena, namun kita juga harus memiliki Set Top Box agar TV analog tersebut dapat menangkap sinyal digital. Selain itu, antena yang lama pun kadang harus diganti supaya siarannya benar-benar berkualitas.

2. Ongkos mahal. Secara umum, harga DTV lebih mahal dibanding TV analog. Kalaupun kita hanya berencana membeli STB untuk TV analog yang lama, kita tetap harus merogoh kocek yang tak sedikit. 

3. Hilang sinyal. Meski tidak menyebabkan noise, namun sinyal digital tetap bisa terganggu. Seperti dijelaskan di atas, gangguan sinyal pada TV analog bisa menimbulkan gambar dan suara yang tidak jernih. Hanya gangguan yang benar-benar buruklah yang membuat siaran 100% hilang. Pada DTV, gangguan sinyal bisa menyebabkan tampilan blank. Dengan kata lain, kita harus mendapatkan sinyal yang kualitasnya tinggi untuk menonton televisi.

Kenapa Pemerintah Mengharuskan Pemindahan TV Digital?

Di luar kelebihan DTV seperti gambar siaran yang lebih jernih, alasan terbesar pemerintah ingin mengganti tayangan dari ATV ke DTV adalah untuk menyisakan ruang broadcast yang cukup untuk kebutuhan lain.TV analog sebagaimana yang kita tahu, sangat boros pada spektrum 700 MHz. Sementara DTV jauh lebih hemat.

Space atau ruang yang nantinya tersisa setelah televisi digital diterapkan akan dimanfaatkan untuk 2 kebutuhan penting. Pertama, potensi space sebesar 112 MHz itu akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi terkait kebencanaan.

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang paling sering terdampak bencana alam. Komunikasi intensif dan cepat di kala bencana melanda sangatlah diperlukan untuk meminimalisir jumlah korban dan kerugian.

Kedua, pemerintah juga bermaksud memanfaatkan space yang tersisa tersebut untuk menyediakan layanan internet cepat 4G Lite. Space ini dinilai bisa meningkatkan layanan internet karena spektrum 700 MHz terbukti mampu menembus batas seperti tembok gedung dan jangkauannya juga luas. 

Bagi pemilik stasiun TV, pergantian dari TV analog ke DTV juga diharapkan akan mengurangi beban kerja mereka. Perusahaan stasiun TV tak lagi harus menghabiskan uang, tenaga, dan listrik untuk menyediakan siaran dengan sinyal analog serta digital. 

Cara Cek Televisi Digital

Tidak semua TV memerlukan Set Top Box untuk memperoleh sinyal digital. Beberapa TV baru sudah dilengkapi dengan pemancar khusus. Lalu bagaimana cara mengecek apakah TV kita benar-benar DTV yang sudah memiliki pemancar khusus atau belum? 

Pertama, kita bisa mengecek spesifikasi TV yang kita miliki tersebut. Biasanya, saat dulu membeli, pihak seller akan menjelaskan bahwa yang kita beli merupakan DTV sehingga harganya lebih mahal. Apabila lupa, kita bisa mencari keterangan tentang TV tersebut di website merk TV terkait. Asal kita tahu nama serinya, kita pasti akan menemukan apakah gadget yang kita beli tersebut merupakan DTV atau bukan.

Kedua, kita bisa mengecek di website Kominfo. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Cek dulu nama merk dan seri TV yang kita punya. Biasanya keterangan seri televisi terdapat di bagian belakang body TV atau bungkusnya.

2. Masuk ke laman siarandigital.kominfo.go.id

3. Klik ke bagian Perangkat Televisi Digital

4. Pilih kategori Televisi

5. Tulis merk TV yang ingin dicek dan serinya

Bila TV tersebut termasuk DTV, akan muncul nama seri yang cocok. Sementara bila TV tersebut masih analog, akan muncul keterangan, bahwa perangkat TV tersebut tidak terdaftar atau belum memiliki sertifikasi perangkat digital.


Perangkat untuk Mengakses Televisi Digital

1. Antena

Apapun jenis perangkat yang kita miliki, baik DTV maupun analog, keberadaan antena tetap diperlukan. Untungnya, jenis antena yang dibutuhkan untuk DTV hanyalah antena biasa, baik yang berupa antena UHF atau outdoor maupun indoor. 

Harga antena sendiri beragam mulai dari yang murah Rp. 35.000,- sampai yang cukup mahal dengan harga jutaan rupiah. Berikut ini contoh merk antena yang umum dijual di pasaran.

1. Phillips SDV8622T, harga kisaran Rp 880.000,00

2. Krisbow UVR-AV209, harga kisaranRp 225.000,00

3. PX Digital TV Antenna DA-1201NP harga kisaran Rp. 200.000,00

4. PF HDU 19 harga kisaran Rp.160.000,00

5. Sanex SN-889 harga kisaran Rp.190.000,00

6. PF HD1000 harga kisaran Rp. 79.000,00

7. Intra INT HD 14 harga kisaran Rp.39.900,00

8. Vdr V 87hd Antena harga kisaran Rp.35.000,00

9. Erza INT-100 DVB T2 + Booster High Signal harga kisaran Rp.68.000,00

10. Weyon Sakura Antena Ultra-Tipis harga kisaran Rp.82.222,00

2. STB atau Set Top Box Televisi Digital

Set Top Box hanya dibutuhkan bagi pemilik TV Analog yang ingin beralih ke DTV. Dengan STB, pemilik tv analog akan mampu menangkap sinyal digital tanpa harus membeli perangkat baru yang harganya lebih mahal.

'Anda punya rencana membeli Set Top Box dan masih bingung mana yang terbaik simak DISINI sebelum anda membelinya ! ada 5 hal yang harus kamu perhatikan sebelum membungkusnya ke rumah '

Namun, perlu diketahui bahwa kualitas set top box sangat bervariasi. Harganya juga bermacam-macam dari yang murah sampai yang mahal. Untuk mendapatkan STB yang memadai, ada baiknya kita membeli STB yang sudah disertifikasi oleh Kominfo. 

Kriteria berikutnya, pilihlah STB yang diberi label DVB-T2 atau siap menangkap sinyal digital. Set Top Box seperti ini sudah cukup banyak tersedia di toko-toko elektronik. Berikut ini beberapa contoh STB yang populer dan kisaran harganya. 

1. STB Polytron PDV 610T2 harga kisaran Rp. 270.000,00

2. STB ICHIKO DVB 8000HD harga kisaran Rp 279.000,00

3. STB AKARI DVB-T2 ADS-2230 harga kisaran Rp 320.000,00

4. STB VENUS Brio harga kisaran Rp. 280.000,00

5. STB Polytron PDV-620T2 harga kisaran Rp 260.000,00

6. STB Evinix H1 harga kisaran Rp. 200.000,00

7. STB Nextron (TR 1000) harga kisaran Rp 350.000,00

8. STB Tanaka (T2) harga kisaran Rp 230.000,00

9. STB Polytron PDV700T2 harga kisaran Rp 255.000,00

10. STB Akari Ads 210 harga kisaran Rp 255.000,00

Cara Setting TV Digital dan Mencari Salurannya

Bagi yang masih menggunakan TV analog, silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini untuk setting ke digital:

1. Pertama, pindahkan colokan kabel antena dari TV ke Set Top Box (biasanya di bagian belakang)

2. Untuk TV yang ada kabel HDMI-nya, colokkan kabel HDMI (High Definition Multimedia Interface) ke Set Top Box

3. Untuk TV tanpa kabel HDMI, gunakan kabel AV. Umumnya, pembelian Set Top Box sudah disertai dengan kabel AV. Silahkan colokkan kabel AV ke STB maupun perangkat televisi. 

4. Turn on televisi

5. Pilih menu pengaturan atau setting

6. Pilih HDMI atau AV

7. Set Top Box akan otomatis terinstal

8. Lakukan pencarian saluran TV 

9. Pilih pencarian otomatis (sama seperti ketika kita mencari channel di TV analog)

10. Tunggu prosesnya berjalan

11. Selesai! Tayangan DTV siap ditonton sekeluarga!

Merk TV Digital Saja Apa ya?

Sampai tulisan ini dibuat, sudah banyak sekali DTV yang dijual di pasaran. Ada DTV yang harganya mahal, sedang, sampai murah. Kisaran harganya dimulai dari 1,5 jutaan sampai puluhan juta. Merk televisi digital pun bervariasi dari Polytron, LG, Panasonic, Samsung, Mito, dan lain-lain.

Polytron

1. Polytron PLD 40V8853

2. Polytron PLD 40V6153

3. Polytron PLD 43V8953

4. Polytron PLD 43TV1556

5. Polytron PLD 43BV1558

Panasonic

1. Panasonic TH-43G306G

2. Panasonic TH-32H400G

3. Panasonic TH-65HX730G

4. Panasonic TH-43HX600G

5. Panasonic TH-55HX730G

Mito

1. MITO 5011

2. MITO 3255

Samsung

1. Samsung QA55Q80TAKXXD

2. Samsung QA55QN85AAKXXD

3. Samsung QA55Q60TAKXXD

LG

1. LG 55QNED80SQA

2. LG 50NANO75SQA

3. LG 43NANO75SQA

4. LG 50QNED80SQA

5. LG 75QNED80SQA

TV Digital Sharp

1. Sharp 2T-C50DF1I

2. Sharp 4T-C70DL1X

3. Sharp 4T-C60DL1X

4. Sharp 4T-C70DL1X

Changchong

1. Changchong U58H7A

2. Changchong U65H7A

3. Changchong U55H7

4. Changchong U50H7

5. Changchong L43H7

Sanken

1. Sanken SLE-40SH200SN

2. Sanken SLE-40SH100SA

3. Sanken SLE-32SH200SN

4. Sanken SLE-32SH100D

5. Sanken SLE-24SH100D

Akari

1. Akari LE-3289T2

2. Akari LE-4289T2

3. Akari LE-50D99SBS

Toshiba

1. Toshiba 43S3965

2. Toshiba 75U7950

3. Toshiba 65U7950

4. Toshiba 55U7950

5. Toshiba 43L5995

Aqua

1. Aqua LE58AQT6600UG

2. Aqua LE55AQT6600UG

3. Aqua LE50AQT6600UG

4. Aqua LE43AQT8500MF

5. Aqua LE43AQT6600FG

Merk lain

1. realme realme TV 43

2. realme realme TV 32

3. Itelco Electrosys Thalnaline

Tips Membeli Televisi Digital

Hal pertama yang harus dipastikan saat membeli DTV adalah kredibilitas merk-nya. Pilih TV yang benar-benar bisa menangkap sinyal digital. Hati-hati dengan modus penipuan, sebab saat ini banyak orang yang memanfaatkan situasi menjelang pergantian sistem analog ke digital.

Kedua, pastikan harganya sesuai dengan kantong. Beberapa DTV memang sangat mahal. Tapi banyak juga kok yang harganya di bawah 2 jutaan bagi yang sedang ingin irit.

Namun TV digital yang harganya murah umumnya menawarkan fitur yang lebih sedikit. Karena itulah ketersediaan fitur TV pun harus diperhatikan. Begitu pula dengan resolusinya. Semakin tinggi resolusi TV, gambarnya semakin bagus dan enak dilihat namun harganya juga semakin mahal.

Berikutnya, cek dengan jelas garansi televisi digital yang hendak dibeli. Pilih TV yang garansinya bagus. Selain itu, usahakan juga memilih produk dari merk yang tidak menyulitkan pelanggan ketika melakukan klaim garansi. 

Terakhir, pilihlah perangkat yang desainnya cocok dengan rumah. Jadi, keberadaan TV tersebut akan membuat ruang menonton jadi terlihat lebih baik. 

Singkatnya, yang harus diperhatikan adalah:

1. Kredibilitas TV tersebut sebagai DTV

2. Harganya cocok di kantong

3. Fitur sesuai dengan kebutuhan

4. Resolusi TV

5. Garansi

6. Desain

Bagaimana? Meski terdapat banyak DTV di pasaran, namun dengan pertimbangan yang cermat, kita pasti bisa mendapatkan produk terbaik.

Semoga artikel mengenai televisi digital ini bermanfaat ya. Jangan lupa, simak artikel lain di website ini!